Senin, 09 Mei 2011

THANK YOU FOR LOVING ME

Cinta....
Apa itu Cinta?
Seperti apakah bentuknya?
Seperti apakah rasanya jatuh cinta?
Dan disayangi?

Di sana. di sudut kamarnya yang gelap itu. pemuda itu duduk terdiam. Dengan pandangan mata yang kosong.... dengan perasaan hampa… dan dengan hati yang terluka. Pemuda itu, hanya diam, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Suasana begitu sunyi, seakan seluruh dinding di kamar itu ikut merasakan apa yang sedang dirasakannya. Hanya terdengar bunyi jam dinding yang berdetak pelan. Oh, lihatlah itu! Lihat apa yang tiba-tiba mengalir di antara kedua dekapan tangan pada mukanya! Air mata mulai bergulir dari matanya. Begitu terlukanyakah ia? Sunyi....hanya bunyi jam dinding yang berdetak.

9 Agustus 1999 Setahun yang lalu… Brakkk! Sepulang sekolah, Fenia langsung menerobos ke kamar dan membanting tasnya. Tak tahan Iagi. ia pun menangis sejadi-jadinya. Melintas lagi    di kepalanya. perdebatannya dengan Therry siang tadi di sekolah. Padahal hanya gara-gara masalah sepele. Fenia menolak ajakan Therry untuk menemaninya pergi ke cafe bersama teman-temannya yang lain dengan alasan kalau ia sedang nggak enak badan. Memang akhir-akhir ini Fenia sering merasa pusing. Tapi nyatanya.    Therry marah dan menuduhnya macam-macam. Alasannya, nggak mau temeninlah, nggak mau ngertilah, pokoknya banyak deh! Kadang-kadang Fenia merasa heran, kenapa sepertinya Therry banyak berubah. Dia tidak sesabar dulu lagi. Tapi meski begitu. Fenia sangat menyayanginya.
Therrius….gumam Fenia dalam hati. Apa aku bersalah sama kamu sehingga kamu begitu marahnya sama aku? Apakah aku mmengganggu bidup kamu? Apakah mungkin aku yang nggak bisa ngertiin kamu? Atau aku yang terlalu egois?
Hhh. Fenia masih ingat saat mereka baru jadian satu tahun yang lalu.    Saat    itu    Fenia    masih    belum benar-benar mengenal Therry. Dia menerima Therry atas bujukan teman- temannya. Entahlah apa yang membuat Therry tertarik padanya. Padahal Fenia merasa tidak mempunyai kelebihan apa-apa. Tapi...itulah yang akhirnya terjadi Mereka jadian. Dan Fenia…walau pada awalnya dia tidak mempunyai perasaan apa-apa.    akhirnya merasakan bahwa perlahan-Iahan ia pun jatuh cinta pada Therry. Bagi Fenia saat-saat seperti    itu adalah saat-saat yang indah dalam hidupnya.
Fenia juga ingat bahwa pernah suatu ketika ia berkata pada Therry begini, .Aku dulu tidak pernah tau apa itu yang namanya cinta. Sama sekali tidak Bagiku. mungkin itu hanyalah sepotong perasaan yang tidak begitu penting. Maybe just a foolish game! Dan aku...aku juga nggak pernah tau gimana rasanya disayangi    seseorang...Tapi    sekarang aku sudah mengerti. Aku yakin kalau aku sudah menemukan cintaku. cinta sejatiku. dan tau bagaimana rasanya disayangi Dan itu berkat kamu. Therry! Kala itu Therry hanya tersenyum.
Yah, bila mengingatnya kembali. Fenia merasa geli kok bisa- bisanya aku jadi sepuitis itu? batinnya waktu itu. Hm. Therry memang telah membuat Fenia lebih dewasa. Dan, perayaan 1 tahun mereka jadian itu adalah besok...l0 Agustus. Fenia menangis Iagi. Kenapa mereka harus menyambut hari yang bahagia itu dengan perasaan seperti ini? Bukankah seharusnya mereka bersenang-senang? Kenapa?
Kenapa? Dan sejuta kenapa itu terus mengelilingi pikirannya hingga fajar esok hari menyingsing.
10 Agustus 1999 Pagi yang cerah... Fenia bangun dengan muka yang sembab. Dia masih terus mengingat peristiwa kemarin. terlebih lagi Therry sarna sekali tidak menelponnya semalam. Cepat-cepat ia bangun dan mandi. dan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah, tanpa menyentuh sarapannya sedikitpun. "Males! hanya itu jawaban yang diberikan ketika mama bertanya tentang sarapannya.
Sampai di sekolah, ia sudah dihadang oleh Therry. dan tanpa basa-basi langsung bertanya/Fen. kok kamu tadi ma1am nggak berusaha untuk nelpon aku juga sih?" Therry masih keliatan marah, Biasanya kan kamu yang nelpon!" sahut Fenia pendek.
"Iya, tapi kan kamu juga bisa, kok gitu sih? Sepertinya kamu udah nggak peduli sama aku. deh!"
Therry, bukannya gitu. kok kamu nggak pernah mo ngerti sih? Kamu selalu nggak percaya sama aku. Aku udah capek berdebat. nih!" akhirnya Fenia mengeluh. Dalam hati Fenia berusaha untuk sabar'. Sebenarnya Therry sangat baik. hanya dia kurang dapat mengontrol emosinya. "Oo, jadi gitu yah? Emang dikirain aku juga nggak capek? Aku juga capek...capek sekali. Tapi kamu tuh nggak peduli sama aku!" emosi Therry semakin tinggi "Ah. udah deh! Aku mo masuk
dulu. Kelja PR!" Fenia berlalu dari Therry. Ia nggak mau berdebat lagi sepagi ini Ia pun masuk ke kelasnya tanpa menghiraukan Therry. Dan sepertinya    Therry juga nggak berusaha mengejarnya.
"Therry!"    panggil Fenia "Therry, tunggu!" Fenia berlari-lari dengan cepat mengikuti Therry menuju tempat parkir. Sekolah baru saja usai
Kenapa?" sahut Therry dingin.
Fenia    berusaha    mengatur nafasnya terlebih dulu sebelum berkata. kata mereka kamu mo ikut racing lagi. yah! Apa bener?" Tanya Fenia dengan khawatir.
"Iya,    emangnya    kenapa?" jawab Therry kasar.
Kamu.."Kamu kan udah janji nggak akan begitu Iagi. kok kamu sekarang ingkar janji. sih?· Fenia terlihat agak kesaL
"Biarin! Emangnya kenapa? Kamu juga udah nggak peduli lagi kan!·
·Jangan gitu donk. please! Siapa bilang aku nggak peduli sama kamu Iagi Aku....
.Ah. udah deh! Aku udah mo jalan. Udah ditunggu nih! Bye!· Therry sudah menghidupkan mesin motornya "Tunggu. Therry. Jangan pergi!
Aku ikut· Fenia nekat melompat naik ke atas motor meskipun saat itu Therry sudah mu1ai menjalankan motornya.
"Kamu keras kepala banget sih! turun, donk!· pinta Therry ketika motornya sudah melaju dijalan raya
"Nggak! Aku nggak akan turun sebelum kamu berhenti! Sebelum kamu bilang kalau kamu akan langsung pulang, nggak jadi ikut racing!· ancam Fenia
"Ya. udah! Sebodo amat!· Therry semakin melajukan motornya. Fenia bahkan merasa kalau ia seperti terbang. la mulai ketakutan.
"Therry, berhenti! Perlambat motor kamu!. Aku bilang berhenti!· Fenia tampak benar-benar cemas. Therry seakan tidak mendengar teriakan Fenia. Bahkan ia terus melaju dengan kecepatan tinggi Pada saat yang sama, dari arah berlawanan. sebuah truk juga melaju dengan kencangnya Fenia berusaha memperingatkan.
"Therry, awassss…………!· Dan akhirnya semua menjadi gelap.
Therry menangis. Di sampingnya. Fenia terbaring dengan lemahnya Sambil memegangi tangan Fenia ia tak henti-hentinya menyesali diri. Kecelakaan itu tidak dapat dihindarkan padahal ia sudah berusaha mengerem motornya la sendiri. walaupun lukanya bisa dibilang tidak ringan. tapi Fenia lebih parah. la terlempar jauh karena tidak berpegangan sama sekali. Saat itu Fenia teriaiu mengkhawatirkan Therry. Kata dokter ia mengalami pendarahan di otaknya.
Mama dan papa Fenia serta adiknya. juga orang tua Therry, sejak tadi Cuma bisa membisu. tidak tau apa yang harus mereka katakan.
·Jangan menangis, Therryl Laki-laki nggak boleh menangis!· Fenia membuka matanya pelan-pelan. Terlihat ia berusaha untuk tersenyum.
"Maafin aku. Fen! Aku nggak bermaksud menyakiti kamu. Aku yang salah! Aku bersalah sama kamu! Aku tidak dapat mengendalikan emosiku· Therry    berkata    begitu sambil mengusap bu1ir-bulir air matanya yang berjatuhan.
Fenia    hanya    tersenyum mendengarnya Pandangan matanya kelihatan begitu lelah. la pun beralih kepada kedua orang tuanya Seakan untuk berpamitan. ia pun berpesan kepada kedua orang tuanya untuk menjaga diri mereka baik-baik. adiknya. juga Therry. Hal yang sama dilakukannya pula pada papa dan mama Therry. Lagi-Jagi mereka semua hanya bisa diam. menahan sesaknya perasaan yang ada di hati mereka.
"Fen. kamu nggak boleh ngomong gitu. donk! Kamu kan nggak apa-apa. kamu akan baik-baik saja Pasti!· protes Therry..
"Dan kamu. Therry! Kamu harus jaga diri katnu baik-baik yah! Ingat, kamu adalah manusia baru....,jangan lagi kembali pada
jalanmu yang dulu!" Fenia berkata seakan tidak mempedulikan teguran Therry tadi Ia membelai rambut Therry dengan lembut.
"Fen..........
"Therry, kamu ingat hari ini hari apa?" Tanya Fenia dengan lembut.
Therry mengangkat tubuh Fenia dan membopongnya di tempat tidur.
"Yah, aku pasti ingat. Hari ini kita genap satu tahunl"
"Iya, hari ini Aku sangat bahagia. Kamu tau. maafin aku. yah! Aku terlalu egois. Aku yang bersalah sama kamu! Kamu jangan menyaIahkan diri kamu sendiri yah!" Fenia tampak terbatuk-batuk. Nafasnya terdengar sangat pelan. "Fen..Jangan bicara lagi! Kamu harus istirahat. Setelah kamu sembuh, kita kan rayakan hari ini berdua. Kita bisa bercanda bersama lagi. seperti dulu!"    air    mata    Therry semakin berjatuhan.
"Therry..... Fenia tersenyum lembut. Sangat lembut. Membuat semua orang yang melihatnya merasa tersentuh.
"Therry, ingat! Jaga diri kamu yah! Thanks yah untuk apa yang udah kamu lakukan buat aku selama ini....selama    1 tahun    ini...aku bahagia...sangat!"
"Iya Fen...aku juga!…Maafkan aku. Fen! Maaf!" suara Therry hampir tidak kedengaran karena tangisnya.
Fenia memandang orang-orang yang dicintainya yang ada di sekelilingnya diiringi senyumnya. Dan mereka semuajuga merasakan bahwa itulah senyum Fenia yang terakhir. Akhimya pada Therryl
"Therry....Therrius....Kamu t a u .. .a k u ... s a y a n g     k a m u ! ....T h a n k   Y o u  for    loving    me!"    s e h a b i s    i t u matanya tertutup, bagaikan bayi yang tertidur, tetapi untuk selama-lamanya. tidur di antara belaian Therry.
"Fen.................... Therry menjerit tertahan. Dan......suasana menjadi sunyi. Hanya terdengar isak tangis. Senyap!!!
Suasana masih saja sunyi. Tidak berubah!
Tanggal 10 Agustus kembali terulang hari ini. Satu tahun sudah Fenia pergi. Dan seharusnya, hari ini pula Therry dan Fenia merayakan hari
jadinya    yang    kedua.    Pemuda itu…masih juga terdiam. Perlahan- lahan. ia membuka sebuah diary kecil….milik Fenia yang ditinggalkannya. Dibukanya halaman terakhir dan diary itu.
"You know......that I always be your angeL..especially for you! You brought me up from my loneliness. You are my shoulder to cry on! And..you're my everything. You've done so much for me. I don't know how to thank you! I just can say...thank    you!...Thank    you    for everything that you've done for me.
. Thank you for loving me!" Dan suasana masih saja sunyi.
Therry hanya bisa terus menyesali diri......to have lost his angel forever......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar