عَنْ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ جَدِّهِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلىَّ اللهُ عليهِ وسلّمَ :
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِيْنِهِ، وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِيْنِهِ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِيْنِهِ، وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِيْنِهِ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ
﴾Dari az-Zuhri, dari Abu Bakar bin Ubaidillah bin Abdillah bin Umar, dari kakeknya Ibnu Umar r.hu, bahwa sesungguhnya Rasulullah saw bersabda,
”Apabila salah seorang dari kalian makan, maka makanlah dengan tangan kanan. Dan, apabila dia minum, minumlah dengan tangan kanan. Karena sesungguhnya setan itu makan dengan tangan kiri dan minum dengan tangan kirinya.”
Kedudukan Hadis
Hadis ini terdapat dalam Kitab Shahih Muslim bab Adabut Tha’am was Sarabi wa Ahkamuhuma, Juz X, halaman 295, hadis nomor 3764. Dalam Kitab Muwatha’ Imam Malik bab an-Nahyu Anil Akkli bis Simal, Juz V, halaman 436, hadis nomor 1439.
Sedangkan, di Kitab Sunan Abu Dawud terdapat pada bab al-Aklu bi Yamin, Juz X, halaman 231, hadis nomor 3283. Dalam Sunan Tirmidzi pada bab Ma Ja’a Anil Akli was Sarabi bis Simal. Adapun dalam Kitab Musnad Ahmad pada bab Musnad Abdullah bin Umar bin Khattab r.huma.
Kunci kalimat (Miftāhul Kalām)
﴿ إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِيْنِهِ، وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِيْنِهِ ﴾
“Apabila salah seorang dari kalian makan, maka makanlah dengan tangan kanan. Dan, apabila dia minum, minumlah dengan tangan kanan.”
Perintah makan dengan tangan kanan dan larangan makan dengan tangan kiri, menunjukkan betapa Islam sebagai ad-din sangat memperhatikan adab (tatakrama) dan akhlak (budi pekerti). Seperti diketahui, bahwa tangan kanan juga identik dengan kebaikan. Dan hal itulah yang dilakukan oleh Rasulullah saw.
Adab dan etika makan minum yang diajarkan Rasulullah saw, adalah untuk menghindarkan umat Islam menyerupai perilaku setan. Penyerupaan terhadap sesuatu maka dia bagian dari yang diserupai tersebut. Jika seorang muslim makan dengan tangan kiri, itu berarti dia telah serupa dengan setan. Na’udzu billah.
Selain itu, ditinjau dari aspek medis, makan dengan tangan kanan atau jari kanan juga mempunyai banyak manfaat. Disebabkan di dalam celah jari kanan terdapat enzim yang membantu mempercepat proses pembusukan makanan.
Sebelum makan, Rasulullah saw menyuruh membasuh tangan sampai pergelangan tangan. Ketika membasuh, tangan kiri dan kanan hendaklah saling disela-sela agar kotoran-kotoran yang ada dalam tangan bisa hilang. Kemudian berkumurlah.
Di tangan kanan terdapat enzim. Enzim pada tangan kanan akan mudah keluar apabila tangan kanan basah. Mencuci tangan merupakan cara yang tepat untuk membantu mengeluarkan enzim tersebut. Berkata Ibunda Aisyah r.ha,
Bahwa, Rasulullah saw bila hendak tidur dalam keadaan junub. Beliau berwudlu terlebih dahulu. Apabila beliau hendak makan. Beliau mencuci kedua tangannya terlebih dahulu” (Hr.Nasa’i hadis nomor 256 dan Ahmad hadis nomor 24353).
Adapun pada tangan kiri terdapat antibiotik yang dapat membantu membersihkan kuman-kuman ketika kita sedang membersihkan kemaluan.
Di dalam mulut ada air liur yang mengandung enzim amilase. Seperti diketahui enzim merupakan komponen penting yang diperlukan untuk proses pencernaan dan penyerapan makanan. Tanpa bantuan enzim, semua bahan makanan yang masuk ke tubuh hanya akan numpang lewat.
Saat ini pemahaman masyarakat mengenai enzim pencernaan dan fungsinya masih sangat rendah. Pada umumnya masyarakat hanya mengaitkan masalah pencernaan dengan penyakit maag.
Dokter Ari Fahrial Syam Sp.PD, KGEH, MMB staf Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM dan pengurus PAPDI (Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia), menerangkan bahwa enzim bertanggung-jawab menjaga kesehatan dan proses metabolisme di dalam tubuh. Kekurangan enzim dapat menyebabkan tubuh mengalami gangguan pencernaan (malabsoprsi),
Enzim ada dua macam, yaitu enzim pencernaan yang berfungsi sebagai katalisator (mempercepat reaksi), dan enzim metabolisme, yang bertanggung-jawab untuk menyusun, memperbaiki dan membentuk kembali sel-sel dalam tubuh yang telah tua dan rusak. Enzim pencernaan yang utama terdiri dari enzim protease (merombak protein), enzim lipase (merombak lemak) dan enzim amilase (merombak hidrat arang).
Di dalam mulut makanan bercampur dengan air ludah yang mengandung enzim amilase (ptyalin). Enzim amilase bekerja memecah karbohidrat rantai panjang seperti amilum dan dekstrin, akan diurai menjadi molekul yang lebih sederhana maltosa.
Sedangkan air ludah berguna untuk melicinkan makanan agar lebih mudah ditelan. Hanya sebagian kecil amilum yang dapat dicerna di dalam mulut. Oleh karena itu makanan hanya sebentar saja berada di dalam rongga mulut. Sebaiknya makanan dikunyah lebih lama, agar memberi kesempatan lebih banyak pemecahan amilum di rongga mulut.
Dengan proses mekanik, makanan ditelan melalui kerongkongan, dan selanjutnya akan memasuki lambung.
Demikian sebagian hikmah makan dengan jari tangan kanan. Enzim yang ada di jari-jari tangan kanan ternyata bersatu dengan enzim amilase yang terdapat dalam air liur. Sehingga proses pemecahan makanan di dalam mulut lebih cepat. Begitu pula proses penyerapan zat-zat penting dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik dengan adanya enzim tersebut; wa-llahu a’lam.
Pemahaman Hadis
1. Fal ya`kul bi yaminih, fal yasyrab bi yaminih. Artinya, makanlah dengan tangan kanan dan minumlah dengan tangan kanan.
Inilah yang selalu diteladankan oleh Rasulullah saw, makan dan minum dengan tangan kanan. Ibunda A’isyah r.ha berkata,
“Adalah Rasulullah saw mendahulukan bagian kanan dalam setiap urusan beliau” (Hr.Muslim).
Dalam riwayat lain, Ibunda Hafshah r.ha berkata,
“Sesungguhnya Rasulullah saw menggunakan tangan kananannya untuk makan-minum dan menggunakan pakaian. Menggunakan tangan kiri beliau untuk hal-hal selain itu” (Hr.Abu Dawud).
2. Ya`kulu bi syimalihi wa yasyrabu bi syimalih. Artinya, setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.
Sebuah Pembelajaran Sifat dari Salama bin al-Akwa r.hu beliau bercerita, bahwa ada seorang yang makan dengan menggunakan tangan kiri di dekat Rasulullah saw. Melihat hal tersebut Nabi saw bersabda,
“Makanlah dengan tangan kananmu.”
“Aku tidak bisa makan dengan tangan kanan,” sahut orang tersebut.
Nabi saw lantas bersabda, “Engkau memang tidak biasa menggunakan tangan kananmu.”
Tidak ada yang menghalangi orang tersebut untuk menuruti perintah Nabi kecuali kesombongan. Oleh karena itu orang tersebut tidak bisa mengangkat tangan kanannya ke mulutnya” (Hr.Muslim hadis nomor 2021).
Dalam riwayat Imam Ahmad dalam hadis nomor 16064 dinyatakan, “Maka tangan kanan orang tersebut tidak lagi bisa sampai ke mulutnya sejak saat itu.”
Imam Nawawi r.hu mengatakan, “Hadis ini menunjukkan bahwa kita diperbolehkan untuk mendoakan kejelekan terhadap orang yang tidak melaksanakan aturan syariat tanpa aturan yang bisa dibenarkan. Hadis di atas juga menunjukkan, bahwasanya amar makruf nahi munkar itu dilakukan dalam segala keadaan. Sampai-sampai meskipun sedang makan. Di samping itu hadis di atas juga menunjukkan adanya anjuran mengajari adab makan terhadap orang yang tidak melaksanakannya (Kitab Syarah Shahih Muslim, Juz XIV, halaman 161).
Meskipun demikian, jika memang terdapat alasan yang bisa dibenarkan yang menyebabkan seseorang tidak bisa menikmati makanan dengan tangan kanannya karena suatu penyakit atau sebab lain, maka diperbolehkan makan dengan menggunakan tangan kiri. Allah berfirman,
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (Qs.al-Baqarah [2]: 286).
Perubahan Perilaku (Behavior Transformation)
1. Membasuh tangan sebelum makan.
2. Membaca basmalah sebelum makan.
3. Makanlah dengan tangan kanan.
4. Hindari makan dengan sendok atau sejenisnya, kecuali saat darurat.
5. Menjilati jari tangan setelah digunakan makan, ini sesuai dengan sunnah Nabi saw.
Oase Pencerahan
Selain menghindari makan dan minum dengan menggunakan tangan kiri, juga hindarilah makan dan minum sambil berdiri. Ilmu kedokteran modern mengungkapkan, ternyata minum sambil berdiri menyebabkan air yang mengalir berjatuhan dengan keras pada dasar lambung dan menumbuknya. Itu menjadikan lambung kendor dan menjadikan proses pencernaan sulit. Begitu pula terus-menerus makan dan minum sambil berdiri akan menimbulkan luka pada dinding lambung.
Penemuan ini menjelaskan kepada manusia, bahaya yang diakibatkan makan dan minum sambil beridri. Sama juga makan sambil berjalan, sama sekali tidak sehat, tidak sopan, tidak etis, dan tidak pernah dikenal dalam Islam dan kaum muslimin.
Dr.Ibrahim ar-Rawi melihat bahwa manusia pada saat berdiri, ia dalam keadaan tegang, organ keseimbangan dalam pusat saraf sedang bekerja keras, supaya mampu mempertahankan semua otot pada tubuhnya, sehingga bisa berdiri stabil dan dengan sempurna. Ini merupakan kerja yang sangat teliti yang melibatkan semua susunan syaraf dan otot secara bersamaan, yang menjadikan manusia tidak bisa mencapai ketenangan yang merupakan syarat tepenting pada saat makan dan minum.
Ketenangan ini bisa dihasilkan pada saat duduk, di mana syaraf berada dalam keadaan tenang dan tidak tegang, sehingga sistem pencernaan dalam keadaan siap untuk menerima makanan dan minum dengan cara cepat.
Dr.Ibrahim ar-Rawi ilmuwan Mesir menekankan bahwa makanan dan minuman yang disantap pada saat berdiri, bisa berdampak pada refleksi saraf yang dilakukan oleh reaksi saraf kelana (saraf otak kesepuluh) yang banyak tersebar pada lapisan endotel yang mengelilingi usus. Refleksi ini apabila terjadi secara keras dan tiba-tiba, bisa menyebabkan tidak berfungsinya saraf (vagal inhibition) yang parah, untuk menghantarkan detak mematikan bagi jantung, sehingga menyebabkan pingsan atau mati mendadak. Begitu pula makan dan minum berdiri secara terus-menerus terbilang membahayakan dinding usus dan memungkinkan terjadinya luka pada lambung.
Para ilmuwan medis melihat bahwa luka pada lambung 95% terjadi pada tempat-tempat yang biasa bebenturan dengan makanan atau minuman yang masuk. Sebagaimana kondisi keseimbangan pada saat berdiri disertai pengerutan otot pada tenggorokan yang menghalangi jalannya makanan ke usus secara mudah, dan terkadang menyebabkan rasa sakit yang sangat yang mengganggu fungsi pencernaan, dan seseorang bisa kehilangan rasa nyaman saat makan dan minum.
Menurut Ibnul Qoyyim r.hu, “Akibat buruk jika seseorang minum sambil berdiri, maka tidak dapat memberikan kesegaran pada tubuh secara optimal, karena air yang masuk akan cepat turun ke organ tubuh bagian bawah. Sedangkan air yang dikonsumsi seharusnya ditampung dulu dalam maiddah (lambung) yang selanjutnya mesti dipompa oleh jantung buat disalurkan ke seluruh organ-organ tubuh.
Jika hal itu yang terjadi, air tidak akan menyebar ke organ-organ tubuh yang lain, padahal tulang-tulang tubuh kita mengandung air sebanyak 30-40%, darah sebagian besar terdiri dari air di mana terdapat larutan bahan-bahan selain sel-sel darah. Akibatnya jika pembuangan air dari dalam tubuh lebih besar daripada pemasukannya, terjadilah dehidrasi. Begitu juga kadar air dalam jaringan tubuh diatur dengan tepat. Jika terdapat selisih sepuluh persen saja maka gejala-gejala serius akan timbul.
Betapa luar biasa dinul Islam segala aspek kehidupan tidak ada yang terlewatkan dari pembahasannya. Semoga dengan kita banyak mengetahui rahasia-rahasia di balik aturan Islam lebih menjadikan kita lebih: iman; takwa; dan qurbah kepada Allah azza wa jalla [ ]
”Apabila salah seorang dari kalian makan, maka makanlah dengan tangan kanan. Dan, apabila dia minum, minumlah dengan tangan kanan. Karena sesungguhnya setan itu makan dengan tangan kiri dan minum dengan tangan kirinya.”
Kedudukan Hadis
Hadis ini terdapat dalam Kitab Shahih Muslim bab Adabut Tha’am was Sarabi wa Ahkamuhuma, Juz X, halaman 295, hadis nomor 3764. Dalam Kitab Muwatha’ Imam Malik bab an-Nahyu Anil Akkli bis Simal, Juz V, halaman 436, hadis nomor 1439.
Sedangkan, di Kitab Sunan Abu Dawud terdapat pada bab al-Aklu bi Yamin, Juz X, halaman 231, hadis nomor 3283. Dalam Sunan Tirmidzi pada bab Ma Ja’a Anil Akli was Sarabi bis Simal. Adapun dalam Kitab Musnad Ahmad pada bab Musnad Abdullah bin Umar bin Khattab r.huma.
Kunci kalimat (Miftāhul Kalām)
﴿ إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِيْنِهِ، وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِيْنِهِ ﴾
“Apabila salah seorang dari kalian makan, maka makanlah dengan tangan kanan. Dan, apabila dia minum, minumlah dengan tangan kanan.”
Perintah makan dengan tangan kanan dan larangan makan dengan tangan kiri, menunjukkan betapa Islam sebagai ad-din sangat memperhatikan adab (tatakrama) dan akhlak (budi pekerti). Seperti diketahui, bahwa tangan kanan juga identik dengan kebaikan. Dan hal itulah yang dilakukan oleh Rasulullah saw.
Adab dan etika makan minum yang diajarkan Rasulullah saw, adalah untuk menghindarkan umat Islam menyerupai perilaku setan. Penyerupaan terhadap sesuatu maka dia bagian dari yang diserupai tersebut. Jika seorang muslim makan dengan tangan kiri, itu berarti dia telah serupa dengan setan. Na’udzu billah.
Selain itu, ditinjau dari aspek medis, makan dengan tangan kanan atau jari kanan juga mempunyai banyak manfaat. Disebabkan di dalam celah jari kanan terdapat enzim yang membantu mempercepat proses pembusukan makanan.
Sebelum makan, Rasulullah saw menyuruh membasuh tangan sampai pergelangan tangan. Ketika membasuh, tangan kiri dan kanan hendaklah saling disela-sela agar kotoran-kotoran yang ada dalam tangan bisa hilang. Kemudian berkumurlah.
Di tangan kanan terdapat enzim. Enzim pada tangan kanan akan mudah keluar apabila tangan kanan basah. Mencuci tangan merupakan cara yang tepat untuk membantu mengeluarkan enzim tersebut. Berkata Ibunda Aisyah r.ha,
Bahwa, Rasulullah saw bila hendak tidur dalam keadaan junub. Beliau berwudlu terlebih dahulu. Apabila beliau hendak makan. Beliau mencuci kedua tangannya terlebih dahulu” (Hr.Nasa’i hadis nomor 256 dan Ahmad hadis nomor 24353).
Adapun pada tangan kiri terdapat antibiotik yang dapat membantu membersihkan kuman-kuman ketika kita sedang membersihkan kemaluan.
Di dalam mulut ada air liur yang mengandung enzim amilase. Seperti diketahui enzim merupakan komponen penting yang diperlukan untuk proses pencernaan dan penyerapan makanan. Tanpa bantuan enzim, semua bahan makanan yang masuk ke tubuh hanya akan numpang lewat.
Saat ini pemahaman masyarakat mengenai enzim pencernaan dan fungsinya masih sangat rendah. Pada umumnya masyarakat hanya mengaitkan masalah pencernaan dengan penyakit maag.
Dokter Ari Fahrial Syam Sp.PD, KGEH, MMB staf Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM dan pengurus PAPDI (Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia), menerangkan bahwa enzim bertanggung-jawab menjaga kesehatan dan proses metabolisme di dalam tubuh. Kekurangan enzim dapat menyebabkan tubuh mengalami gangguan pencernaan (malabsoprsi),
Enzim ada dua macam, yaitu enzim pencernaan yang berfungsi sebagai katalisator (mempercepat reaksi), dan enzim metabolisme, yang bertanggung-jawab untuk menyusun, memperbaiki dan membentuk kembali sel-sel dalam tubuh yang telah tua dan rusak. Enzim pencernaan yang utama terdiri dari enzim protease (merombak protein), enzim lipase (merombak lemak) dan enzim amilase (merombak hidrat arang).
Di dalam mulut makanan bercampur dengan air ludah yang mengandung enzim amilase (ptyalin). Enzim amilase bekerja memecah karbohidrat rantai panjang seperti amilum dan dekstrin, akan diurai menjadi molekul yang lebih sederhana maltosa.
Sedangkan air ludah berguna untuk melicinkan makanan agar lebih mudah ditelan. Hanya sebagian kecil amilum yang dapat dicerna di dalam mulut. Oleh karena itu makanan hanya sebentar saja berada di dalam rongga mulut. Sebaiknya makanan dikunyah lebih lama, agar memberi kesempatan lebih banyak pemecahan amilum di rongga mulut.
Dengan proses mekanik, makanan ditelan melalui kerongkongan, dan selanjutnya akan memasuki lambung.
Demikian sebagian hikmah makan dengan jari tangan kanan. Enzim yang ada di jari-jari tangan kanan ternyata bersatu dengan enzim amilase yang terdapat dalam air liur. Sehingga proses pemecahan makanan di dalam mulut lebih cepat. Begitu pula proses penyerapan zat-zat penting dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik dengan adanya enzim tersebut; wa-llahu a’lam.
Pemahaman Hadis
1. Fal ya`kul bi yaminih, fal yasyrab bi yaminih. Artinya, makanlah dengan tangan kanan dan minumlah dengan tangan kanan.
Inilah yang selalu diteladankan oleh Rasulullah saw, makan dan minum dengan tangan kanan. Ibunda A’isyah r.ha berkata,
“Adalah Rasulullah saw mendahulukan bagian kanan dalam setiap urusan beliau” (Hr.Muslim).
Dalam riwayat lain, Ibunda Hafshah r.ha berkata,
“Sesungguhnya Rasulullah saw menggunakan tangan kananannya untuk makan-minum dan menggunakan pakaian. Menggunakan tangan kiri beliau untuk hal-hal selain itu” (Hr.Abu Dawud).
2. Ya`kulu bi syimalihi wa yasyrabu bi syimalih. Artinya, setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.
Sebuah Pembelajaran Sifat dari Salama bin al-Akwa r.hu beliau bercerita, bahwa ada seorang yang makan dengan menggunakan tangan kiri di dekat Rasulullah saw. Melihat hal tersebut Nabi saw bersabda,
“Makanlah dengan tangan kananmu.”
“Aku tidak bisa makan dengan tangan kanan,” sahut orang tersebut.
Nabi saw lantas bersabda, “Engkau memang tidak biasa menggunakan tangan kananmu.”
Tidak ada yang menghalangi orang tersebut untuk menuruti perintah Nabi kecuali kesombongan. Oleh karena itu orang tersebut tidak bisa mengangkat tangan kanannya ke mulutnya” (Hr.Muslim hadis nomor 2021).
Dalam riwayat Imam Ahmad dalam hadis nomor 16064 dinyatakan, “Maka tangan kanan orang tersebut tidak lagi bisa sampai ke mulutnya sejak saat itu.”
Imam Nawawi r.hu mengatakan, “Hadis ini menunjukkan bahwa kita diperbolehkan untuk mendoakan kejelekan terhadap orang yang tidak melaksanakan aturan syariat tanpa aturan yang bisa dibenarkan. Hadis di atas juga menunjukkan, bahwasanya amar makruf nahi munkar itu dilakukan dalam segala keadaan. Sampai-sampai meskipun sedang makan. Di samping itu hadis di atas juga menunjukkan adanya anjuran mengajari adab makan terhadap orang yang tidak melaksanakannya (Kitab Syarah Shahih Muslim, Juz XIV, halaman 161).
Meskipun demikian, jika memang terdapat alasan yang bisa dibenarkan yang menyebabkan seseorang tidak bisa menikmati makanan dengan tangan kanannya karena suatu penyakit atau sebab lain, maka diperbolehkan makan dengan menggunakan tangan kiri. Allah berfirman,
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (Qs.al-Baqarah [2]: 286).
Perubahan Perilaku (Behavior Transformation)
1. Membasuh tangan sebelum makan.
2. Membaca basmalah sebelum makan.
3. Makanlah dengan tangan kanan.
4. Hindari makan dengan sendok atau sejenisnya, kecuali saat darurat.
5. Menjilati jari tangan setelah digunakan makan, ini sesuai dengan sunnah Nabi saw.
Oase Pencerahan
Selain menghindari makan dan minum dengan menggunakan tangan kiri, juga hindarilah makan dan minum sambil berdiri. Ilmu kedokteran modern mengungkapkan, ternyata minum sambil berdiri menyebabkan air yang mengalir berjatuhan dengan keras pada dasar lambung dan menumbuknya. Itu menjadikan lambung kendor dan menjadikan proses pencernaan sulit. Begitu pula terus-menerus makan dan minum sambil berdiri akan menimbulkan luka pada dinding lambung.
Penemuan ini menjelaskan kepada manusia, bahaya yang diakibatkan makan dan minum sambil beridri. Sama juga makan sambil berjalan, sama sekali tidak sehat, tidak sopan, tidak etis, dan tidak pernah dikenal dalam Islam dan kaum muslimin.
Dr.Ibrahim ar-Rawi melihat bahwa manusia pada saat berdiri, ia dalam keadaan tegang, organ keseimbangan dalam pusat saraf sedang bekerja keras, supaya mampu mempertahankan semua otot pada tubuhnya, sehingga bisa berdiri stabil dan dengan sempurna. Ini merupakan kerja yang sangat teliti yang melibatkan semua susunan syaraf dan otot secara bersamaan, yang menjadikan manusia tidak bisa mencapai ketenangan yang merupakan syarat tepenting pada saat makan dan minum.
Ketenangan ini bisa dihasilkan pada saat duduk, di mana syaraf berada dalam keadaan tenang dan tidak tegang, sehingga sistem pencernaan dalam keadaan siap untuk menerima makanan dan minum dengan cara cepat.
Dr.Ibrahim ar-Rawi ilmuwan Mesir menekankan bahwa makanan dan minuman yang disantap pada saat berdiri, bisa berdampak pada refleksi saraf yang dilakukan oleh reaksi saraf kelana (saraf otak kesepuluh) yang banyak tersebar pada lapisan endotel yang mengelilingi usus. Refleksi ini apabila terjadi secara keras dan tiba-tiba, bisa menyebabkan tidak berfungsinya saraf (vagal inhibition) yang parah, untuk menghantarkan detak mematikan bagi jantung, sehingga menyebabkan pingsan atau mati mendadak. Begitu pula makan dan minum berdiri secara terus-menerus terbilang membahayakan dinding usus dan memungkinkan terjadinya luka pada lambung.
Para ilmuwan medis melihat bahwa luka pada lambung 95% terjadi pada tempat-tempat yang biasa bebenturan dengan makanan atau minuman yang masuk. Sebagaimana kondisi keseimbangan pada saat berdiri disertai pengerutan otot pada tenggorokan yang menghalangi jalannya makanan ke usus secara mudah, dan terkadang menyebabkan rasa sakit yang sangat yang mengganggu fungsi pencernaan, dan seseorang bisa kehilangan rasa nyaman saat makan dan minum.
Menurut Ibnul Qoyyim r.hu, “Akibat buruk jika seseorang minum sambil berdiri, maka tidak dapat memberikan kesegaran pada tubuh secara optimal, karena air yang masuk akan cepat turun ke organ tubuh bagian bawah. Sedangkan air yang dikonsumsi seharusnya ditampung dulu dalam maiddah (lambung) yang selanjutnya mesti dipompa oleh jantung buat disalurkan ke seluruh organ-organ tubuh.
Jika hal itu yang terjadi, air tidak akan menyebar ke organ-organ tubuh yang lain, padahal tulang-tulang tubuh kita mengandung air sebanyak 30-40%, darah sebagian besar terdiri dari air di mana terdapat larutan bahan-bahan selain sel-sel darah. Akibatnya jika pembuangan air dari dalam tubuh lebih besar daripada pemasukannya, terjadilah dehidrasi. Begitu juga kadar air dalam jaringan tubuh diatur dengan tepat. Jika terdapat selisih sepuluh persen saja maka gejala-gejala serius akan timbul.
Betapa luar biasa dinul Islam segala aspek kehidupan tidak ada yang terlewatkan dari pembahasannya. Semoga dengan kita banyak mengetahui rahasia-rahasia di balik aturan Islam lebih menjadikan kita lebih: iman; takwa; dan qurbah kepada Allah azza wa jalla [ ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar